Jumat, 20 Mei 2011

5 Alasan Si Cerdas Tak Beruntung dalam Asmara





Menurut pakar hipnoterapi, Alex Benzer berpendapat makin cerdas seseorang makin tak beruntung dia dalam hubungan asmara. Benarkah?


1. Pencapaian lebih penting ketimbang jalinan asmara

Orang cerdas biasanya datang dari keluarga yang juga cerdas. Sejak kecil, sang anak cerdas hidup dalam lingkungan yang berorientasi pada pencapaian. Nilai sempurna, rangking teratas, masuk sekolah favorit, jago olahraga, pintar main musik, jadi tuntutan dan hukumnya wajib. Bayangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai semua itu. Ketika tumbuh dewasa, orang-orang cerdas ini selalu memasang target dalam hidupnya. Sehingga, tak ada waktu untuk persoalan asmara.

2. Si cerdas mengira dengan pencapaiannya mereka berhak mendapatkan cinta

Etos yang selalu dipegang para para pemilik otak moncer adalah, kerja keras akan berbuah hasil yang baik. Hasil baik bisa berarti pujian, penghormatan dari lingkungan, dan rasa sayang dari orang tua yang merasa bangga. Namun, si cerdas mengira kerja keras mereka otomatis akan membuahkan kehidupan asmara yang indah.
Maaf, untuk hal ini, Anda salah. Mungkin saja kecerdasan yang memancar dalam diri Anda akan menarik perhatian lawan jenis. Anda mungkin akan mendapatkan kencan istimewa. Namun, dengan hanya mengandalkan kemampuan intelektual, kencan yang anda dapatkan hanya akan jadi kencan pertama dan terakhir.
Sukses dalam hal asmara tak ada kaitannya dengan kecerdasan intelektual. Kemampuan membuat mencintai Anda tak ada hubungannya dengan secerdas apa Anda menyelesaikan soal-soal kalkulus super rumit. Sama halnya dengan kemampuan membangkitkan romantisme, percayalah, hapalan sajak Shakespeare Anda tak akan manjur tanpa diimbangi kemampuan memahami pasangan.

3. Si cerdas tak punya kesadaran seksual

Berstatus ‘orang cerdas’, yang katanya hanya sekitar 5 persen dari seluruh populasi manusia, tak serta merta menaikan daya tarik seksual Anda. Bagi perempuan cerdas, penting untuk Anda bergaya sensual. Sebaliknya, bagi para pria cerdas, tampilah sedikit agresif. Menjadi cerdas tak berarti menjadi dingin dan kaku.

4. Terlalu banyak berpikir tanpa bertindak


Asmara merupakan hal yang lumrah. Sejak nenek moyang manusia, homo erectus, adalah fitrah manusia untuk bereproduksi. Andapun diprogram untuk bereproduksi. Jadi, jangan hanya berteori, lakukan saja.

5. Selalu berharap tentang kesempurnaan


Ada tiga pilihan bagi orang cerdas yakni menyerah pada kesempurnaan, nekat berkeliling mencari calon yang tepat untuk dijadikan pasangan, atau masuk biara karena tak kunjung menemukan pasa ngan yang tak sempurna.
Pilihan pertama adalah yang terbaik. Tujuan dari sebuah hubungan adalah untuk saling berbagi cinta. Tak ada pasangan yang 100 persen sempurna. Jadi, lebih bijak untuk menerima apa yang pasangan kita berikan daripada mempermasalahkan apa yang tak mampu mereka persembahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar